Home Page

Rabu, 15 Juni 2011

EDELWEIS - BUNGA ABADI

Bunga langka dan lambang keabadian ini, saya yakin semua yang mengaku pendaki gunung atau komunitas pecinta alam pasti akan dengan segera mengakui bahwa ia mengenalnya.
di Bromo n Ranukumbolo atau habitatnya di G.Widodaren bunga ini dengan seronoknya mempertontonkan kecantikannya yg vulgar.
Saat itu pula, banyak tangan tangan manusia yg ingin meraih dan memiliki untuk dibawa pulang.





Ah...manusia, tidak puas sekadar menikmati keindahannya.
semua pada ingin menjamahnya.
Apa jadinya apabila bunga keabadian ini pada ingin membawanya pulang...setiap yg mengunjunginya
apalagi sengaja dipetik hanya untuk pembenaran atau bukti bahwa ia telah mencapai puncak gunung tertentu.....hmmm...
Ada beberapa macam warnanya, tergantung dari habitat dimana ia tumbuh. di gunung Arjuno dan lerengnya, bunga ini akan berwarna sedikit kuningan. di beberapa gunung lain, warnanya pun akan lain. biru, sedikit kemerahan. yang paling banyak ditemui adalah warna putih. ada juga yang berwarna-warni (karena di cat oleh penjualnya, hehehe….)


DiRanukumbolo n sekitaran Savana G.Bromo dan G.Widodaren, yg dimanja dengan limpahan dan kemewahan akan sumber air, bunga abadi ini justru bisa berwarna ungu 



sekiranya bunga ini dipetik, dan kemudian di tunjukkan pada orang lain yang ada di bawah (yang gak ikutan naik gunung, mis), saya bisa menyebutnya sebagai suatu perusakan ekosistem dan habitat, meskipun bunga ini disebut juga dengan bunga abadi, namun alangkah lebih baiknya jika kita tidak memetiknya dan menjadikannya sebagai hiasan di rumah.






banyak peraturan yang melarang untuk membawa pulang bunga edelweiss ini.

di Gunung Semeru, siap-siap jika ketahuan memetik bunga ini, berendam di Ranu Kumbolo atau Ranu Regulo.



Edelweis ....kayak nama Belanda yaa...memang cantik parasmu

bunga ini hanya tumbuh di puncak-puncak atau lereng-lereng gunung yang tinggi sehingga untuk mendapatkannya membutuhkan perjuangan yang amat berat. Ditambah lagi dengan adanya larangan membawa pulang bunga ini, pemetik harus main petak umpet dengan petugas Jagawana. Dan jika kedapatan memetik bunga ini bisa-bisa seperti teman saya yang terpaksa harus berendam di Ranu Kumbolo malam-malam ketika ketahuan mengambil bunga ini di Gunung Semeru. mungkin karena itu, membawa edelweis pulang untuk diberikan pada orang tercinta menjadi suatau yg membanggakan.


ciii..seandainya aku cewek dan dibawakan bunga persembahan itu, niscaya saya suruh kembalikan ketempat asalanya....hick...hick ..


meskipun dipetik bunga ini tidak akan berubah bentuk dan warnanya, selama disimpan di tempat yang kering dengan suhu ruangan. Karenanya, edelweis adalah bunga keabadian. Bunga yang membuat cinta akan tetap abadi!
Saat di G.Widodaren 
saya semapat hanya terdiam sambil memandangi bunga mungil nan langka ini tanpa berkata sepatah katapun. Sikap para oknum pecinta alam dan pendaki gunung yang merasa bangga jika bisa membawa edelweis pulang sebagai bukti bahwa ia telah menaklukkan sebuah gunung. Keserakahan dan mitos ini telah membuat edelweis sebagai bunga langka bahkan terancam kepunahan.

sebuah study yg dilakukan dalam Kasodo, Tourism, and Local People Perspectives for Tengger Highland Conservation, menyimpulkan bahwa tanaman ini hampir punah dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BTS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar