Home Page

Rabu, 31 Agustus 2011

Catatan Pinggir : Pengalaman mudik dan fatwa tukang becak

Untuk enaknya biasa saya pilih lakukan perjalanan mudik pada malam hari agar subuh bisa nyampai rumah kampung halaman dengan bekal sudah tidur 5~ 7  jam di dalam bis dlm  selama perjalanan.
  
Pernahkah terlintas ide dibenak anda (untuk) inisiatif   melakukan  menerapkan mekanisme demokrasi di dlm bis bersama segenap unsur penumpang untuk merundingkan berapa kecepatan bis yg ideal dan sopan santun nyopir jarak jauh agar bisa melontarkan kritik ke Cak sopir penguasa bis,  supaya menjalankan roda pemerintahan bisnya dengan aman nyaman sampai tujuan...?

hee...hee..ternyata jarang dilakukan belum ada...termasuk saya.
biasanya saya lebih memilih naik bis yg bisa dipercaya keamanan dan kenyamananya. 

Naiklah bis favorit langganan yg sudah tahu track rekordnya.  Untuk menyiasati, karena saya naiknya dari perempatan jalan (ke terminal jauh) : stop setiap bis yg lewat karena pada mlm hari sulit bedakan bis satu dengan yg lain.
Andai bis itu ke Jogja bilang saja : saya mau ke Madiun, klo bis itu ke Surabaya bilang mau ke Malang.... dst dst...setelah tahu itu bukan bis favorit anda tujuan ke Surabaya .

Ahh..begitu gampang berbohong..

Tukang becak yg antri berderet menunggu rejeki disimpang empat itu ikutan membantu kesibukan saya “seolahmemilih masa depan...begitu terus berlangsung berulang ulang.

Hujan deras tiba tiba menyergap
Tukang bejak mempersilahkan saya berteduh didalam becaknya, sementara dia sendiri dibecak sebelah bersama temannya. Tiba tiba tukang becak nyeletuk : 
Inilah hukuman bagi orang yg berbohong. 
Saya terkesiap dengan mulut seolah terkunci.
   
Tapi kalau mau meningkatkan taraf hidup, memang harus pinter pinter berbohong : Ia melanjutkan.
kalau jujur saja nanti dapetnya bis yg brengsek lahir – batin...lanjutnya dengan datar..tapi seolah fatwa yg tak terbantah diteilingaku.

tapi ya untungnya Tuhan menghukum langsung, jadi nanti di akhirat lebih ringan. 
Saya betul betul menjadi bisu, sampai akhirnya bis favorit datang......!!!
Tukang becak ikutan bantu membawa kardus dan koper saya serta berucap:  Selamat tidur di bis Cak Nan, mudah-2an sudah lunas hukumannya....


Sebelas  jam dalam bis.... saya malah ndak bisa tidur sama sekali... 
apa benar sudah lunas ?...
Hidup jaman sekarang ini membuat dosa tak terasa sebagai dosa...
Berbuat bohong tak terasa sebagai bohong
Ahhh....  

cuplikan dari Cak Nun : Fatwa tukang becak