Home Page

Rabu, 25 Januari 2012

Bagai Teriak dalam Hening

dari dan untuk nadhiv sang sohib

mengalir bersama arus angin,
lebur dalam gugusan bintang,
serah diri kami padaMU
jadikan seikhlas mahluk mahluk tak bernyawa
berlembar-lembar doa berusia belasan abad
kukirim ke langit
kutukarkan dengan bintang gemintang dari semua galaksi
lalu kurangkai men-jadi bait-bait puisi
untuk kubasuhkan di sekujur tubuhmu
hingga meresap larut bersama aliran darah

Pemilik Teras ini

terlena dendang damai angin pagi, romantisme gerimis senja, dan dingin beku batu-batu kali. juga rimba dan wangi dedaunannya yang mengendap di tanah basah.
orgasme bersama jernihnya purnamasidi
gunung, dengan segala rasa lelah yang ditawarkannya. ...kerap berubah sendu dikala naik kereta api ekonomi, kendaraan paling puitis di seluruh dunia, 

mencerna hampir semua lagu iwan fals sebelum masa reformasi.
tersiksa di keramaian, apalagi di tiga tempat :  1.mall, 2.mall, dan 3.mall!
ketika mall itu hanya dihuni oleh bangsa dengan  mata dan kulit berbeda
Ketika saudara saudaraku  dianggap mahluk aneh sesaat  memasukinya
maka lumatkan  merata tanah…serata ratanya.

geram menyaksikan para penguasa pengkhianat, yang terus saja membungkuk-bungkuk di bawah ancaman tongkat dan iming-iming wortel amerika.dan capcay china
berharap sempat menyaksikan bagaimana kelak patung liberty hancur berkeping-keping disambar bulan sabit yang memeluk secercah bintang gemilang

Mountain bike adalah teman abadi, 
my life my journey
Lets ride your bike, xplore the lost treasyre and paradise

Kinjungi terasku di : crosser –terrain.blogspot.com 

Senin, 09 Januari 2012

VISIT TO CHINA @2

Hari ketiga 
Mencari Jejak Locianpwe

Semalam tidur serasa orang mati, setelah 12 jam backpacker di cuaca yg dingin. Bangun sedikit agak ngaret dari janji smula dengan Koh Lie (teman China)  jam 06.00 harus udah ciao dari hotel untuk melacak jejak situs situs petilasan Para Locianpwe.




Diantaranya Hua ShanHuang Shan atau Yellow Mountain – Tai Shan. 
Pagi itu saya cabut begitu saja dari kamar hotel tanpa harus sarapan yg disediakan dengan mewah. Setelah 2 hari back packer di China rasanya kok tidak kreatif apabila masih sarapan pagi dihotel..jiwa petualangku seolah berontak dimana nyalimu sekarang Nandar ?..hahh
Ini China Bung ( demikian) dlm hati berkata, soal  makanan kaki limanya tidak usah diragukan lagi…begitu wooow…
Seperti rencana awal, akan kami coba back packer situs terdekat karena antara tujuan satu dengan yang lain tidak searah dan beda propinsi.

Disebut juga sbg Gunung Agung adalah salah satu dari Lima Pegunungan Suci Tao , dan memiliki sejarah yang  panjang berkisar keagamaan dan kerajaan Tionkok kuno. 
Memiliki tiga puncak, dan 1 puncak utama  di 2154 mdpl – tidak terlalu tinggi bagi adventure namun mobil tidak boleh sampai ke puncak.
Bagi wisatawan masih disediakan bus dan disambung dengan gandola atau cable Car untuk menikmati puncak puncak Hua Shan. Hua Shan adalah salah satu destination utama bagi wisatawan yang senang dengan petualangan.



Kota terdekat adalah XIAN sebuah kota yg cantik dan ramai dipinggir jalan mendekat pasar tradisional berderet Food street menawarkan aneka kebab dan panggang bebek dan angsa disampaing tentu saja menu utama..hee…hee…yg tidak halal yaitu Babi panggang.

Dikaki gunung,
seperti halnya  culture di china selalu ada senacam kuil atau tempat tempat ibadah, sedangkan dijalalan utamanya banyak peramal peramal yg siap melayani untuk forcashnasib kita bagi yg mempercayainya.


Koh lie teman sekaligus pemandu saya selama di China, yg facenya mirip artis korea yg lagi ngetop
Udara yang dingin serta backpacker beberapa jam mengasah adrenaline membuat perut cepet lapar. Koh Lie teman yg sangat setia menemani saya menyarakan untuk makan siang ( yg sudah jam 5 sore ini )  di Foodstreet Xian. Menurut dia ada Moslem quater foodstreet yang ramai...weh...surprise lagi neh. 
Ternyata disini ada kaki lima yg moslem yach...untuk akhirnya pilihan jatuh pada vegetarian. Tampilannya kok mirip nasi pecel tapi dari mie ya..cobain ah sekalian ada menu yg mirip cap cay klo diindonesia.



Bersambung :  BACK PACKER TO HUANG SHAN

Selasa, 03 Januari 2012

VISIT TO CHINA

Sinopsis
Seorang perjaka cilik (sebut aja ABG..getoh) matanya terus menempel & menyimak  buku bacaan cersil karya Chin Yung...kesayangannya.
Serial yg dibacanya adalah SinTiaw Enghiong - Sin Tiauw Hiap Lu - Racun dari Barat - To Liong To - Sin Liong ( anak naga x ) -
itu adalah satu serial cersil spektakuler dan belakangan cersil itu berhasil difilmkan sampai 2 versi dengan judul yg sama...yang saat ini masih diputar di Indosiar.
Begitu kagumnya abg itu dengan para tokoh dan lokasi lokasi indah  yg diceritakan dalam perjalanan Sang Locianpwe ( pendekar) dalam serial itu, sehingga sempat berujar dlm hati ;  
suatu saat saya AKAN mengunjungi tempat itu dan kulacak jejakmu. 
Hanya ucapan seorang abg biasa yg tanpa dasar dan logika...pada 40 tahun lampau.

Hari ini 13 Desember 2011 
abg itu berdiri tegak menantang langit di Bumi Sang Locianpwe ( China) sambil berucap syukur.  OMG engkau maha besar dan segalanya, atas kebesaranmu aku berdiri disini.

 HUANG SHI

Sebuah kota yg sebelumnya hanya kukenal lewat film The Children from Huang Shi, masuk propinsi Hubei yg merapat ke daratan China tengah dan Barat.
Saya coba google dan tanya beberapa agen travel dimana sih kota ini, agar tgl 12 saat  Visit to  China sedikit lebih tahu suasana.

woow..
ternyata agen perjalanan menjelasakan saat membuat itinerary, HUANG SHI harus melewati  GUANGZHOU trus transit untuk lanjut ke WUHAN ( 2,5 jam lebih dengan maskapai  Air Southern China dan dilanjut lagi dengan kereta atau perjalanan darat selama > 2 jam. Total durasi journey apabila aku ingin langsung berarti menghabiskan lebih dari 14 jam dari Jakarta belum termasuk istirahat dan jeda transit...wow satu journey yg memuaskan untuk dinikmati.

Lebih teliti dengan google,  Huangshi tidak terlalu jauh juga dengan Hua Shan di Xian dan Chengdu kota yg sekarang bernama Shangri La di Sechuan...terutama bagi penghobies backpacker lho.
Dua nama terakhir yg menjadi legenda adventurer dan the Best destination selain Yellow Mountain, Yangtze River, Lhasa, Tai Shan atau Tai Mountain yg terkenal dengan perguruan silatnya. Konon menurut cerita Kho Ping Hoo yg aku ikuti sejak masih SD, tebing tebing cadas Tai Shan diukir dan ditulis oleh para pendekar dengan sebuah pedang atau golok  dengan cara meloncatinya keatas. Dan pada saat tubuhnya melorot karena grfitasi itulah pedangnya trus dimainkan untuk melukai batu cadas  membentuk dan mengukir suatu tulisan dengan kata kata indah atau sajak...hadew..jadi romantis kayak Kho Ping Hoo.


Iseng melihat weather report untuk tanggal sesuai scheduleku ...upps ...tanggal tsb cuaca sudah - 0 deg C, satu cuaca yg sangat aku idamkan untuk merasakanya.




Inilah cuaca yg sangat saya tunggu tunggu untuk merasakan. dimana oarng lain menghindar dengan suhu dingin begini, aku justru ingin merasakan bagaimana sih rasanya para petualang jaman dulu menembus cuaca yg begini dengan satu perjalanan yang sangat menyenangkan.


Berkunjung ke negeri China, tanpa sadar alam pikiran kita  terbawa masuk dan senyawa bersama peradapannya yang tinggi jauh ribuan tahun yg lampau.


Ini diluar seluruh ekpetasi saya selama ini, hal itu  ujujg ujug begitu saja...datangnya...padahal inilahj negeri yang paling aku impikan dalam hidup untuk bisa kudatangi. Entah karena pengaruh kegemaranku baca buku buku cersil sejak kecil, entah karena kegemaranku makan pangsit atau mie serta chinesee food selama ini, entahlah..segala yg berbau China bagiku mengandung unsur culture yang sangat tinggi.



DAHSYATNYA CHINA
Menginjakan kaki dibumi Guangzhou - Wuhan dan Huangshi, yg terakhir baru aku ketahui adalah sebuah kota yg baru dibuka untuk umum sekitar tahun 1994, mengkikis habis bayangan sebuah kota kota di China yg krodit penuh dengan segala kesibukan perdaganagan dan eksesnya, krodit serta ketidak teraturan.


Kota kota di China berubah bagai megapolitan yg ideal. Jalan jalan dibuat begitu lapang dan lega dengan hotmix yg mulus dilengkapi rambu rambu yang bagus teratur. Tidak nampak suatu kemacetan walau didepan plaza seaklipun. Airportnya dibangaun lega namun efisien. 
Siang hari airport-2 itu tidak perlu harus menggunakan lampu penerangan karena design atapnya yg memanfaatkan sinar matahari. Sebuah jelamaan kota modern yg ideal.
Memasuki jalan jalan di Guangzhou - Wuhan - Huangshi dll saya melihat begitu bersih dan hijau, ini seolah daerah Menteng tapi seluas Jakarta....luar biasa.
Dengan Huangshi saja 4~5 tahun kedepan Singapore sudah jauh ditinggalkan.


Kota Huang Shi sendiri adalah sebuah kota industri dengan tingkat emajuan yg tinggi hingga nyaris menyundul langit dlm pertumbuhanya. Seluruh Manufacture klas dunia, mulai dari machinery work shop hingga Rotating Equipment berimigrasi pabrikannya dari USA dan Europe di kota ini.

Dan karena alasan itulah sebetulnya kedatangan utamaku di daratan China. 
Demikian tertatanya kota ini sehingga sangat kentara klo dibangun dengan grand design yang jempol. 


Huang Shi mempunyai sebuah danau yg sangat besar dan indah. Danau Ci Hu ( baca Ci fu) namanya.
Penduduk Huang Shi sangat bangganya dengan keberadaan danau air tawar ini, karenanya design community baik yg centra bussiness ataupun hotel dan villa semuanya berkiblat ke arah danau, hingga membentukl suatu cincin mengitari danau yang jernih ini.


Penginapan yg saya tinggalipun - Mountain Villa tidak lepas dari pakem grand design ini. Sebuah villa yg sangat wah dengan segala fasilitasnya, break fast yg newah, namun dengan  rate yg sangat sangat low price. 
Sungguh, 
saya nyaris tidak percaya dengan rate yg menurut saya : inilah hotel termurah dikelasnya yg pernah saya temui.

penampakan depan hotel mirip benteng atau gerbang perguruan persilatan
 
SAATNYA BACKPACKER
inilah saat yg ditunggu tunggu disetiap kali menginjakan kaki dibumi yg baru.
menjelajah dengan gaya backpacker...hmmm kebayang deh petualang para Locianpwe dan suhu.
kewajiban pekerjaan saya kebut bak menyelesaikan candi mendut dalam semalam. Tas punggung dan Yuan (mata uang china) saya sisipkan secukupnya n tidak lupa camera pocket kesayanganku Lumix TZ serrie terbaru ada didlmnya bersama sebotol kecil anggur lokal (lupa merknya) penghangat tubuh. 
huh...namanya saja yg anggur, tapi rasanya lebih keras dari Johny Walker....hee...hee...hee..
Udara sore itu mungkin lebih beku dari pada fresher kulkasku yg di Bontang tapi semangat backpacker siapa yang bisa ngebendung. 
Sore sampai malam ini rencana saya habiskan KYA KYA menelusuri pasar tradisional, plaza dan mall serta pusat pusat kuliner berkelas Food Street. 


Dahsyat...
Dari makanan yg berkelas kakilima (food street) yg menjajkan khas tradisional, modern sampai yg kuliner kelas Xtrem bisa saya xplore.
Chinese food adalah jenis makanan favorite saya. Mulai masakan khas Canton yg gurih asin manis serta royal bumbu, masakan Sechuan ( Chengdu) yg super duper pedas das..sampai yg lebih ke China barat (Lhasa) dengan menu vegetarian yg kesohor karena inilah hidangan para biksu dan Lama yg anti daging hewani.

Putus sudah cita rasa chinesee food yg kukenal di indonesia selama ini.....
OMG sulit untuk menulis dalam kata dalam kalimat, 
pantas apabila  China,  tidak hanya jago dalam ilmu pengobatan..namun menurutku juga jago dalam hal olah masakan.

Bahkan ada salah satu menu yg hanya berisi Kaylan dan sawi putih dioseng (Cah) trus ditaburi daun bawang.
Ini kata kokinya masakan kesukaan Dalai Lhama..puiiih...rasanya begitu nendang didorong akhir dengan teh hijau dari Tai Shan ...hmmm ...glek ..glek.....Yummy..
Ada lagi satu menu yg  hanya sebatas Kaylan ( sawi China) atau kangkung dimasak cah dengan bawang putih...namun jangalah ditanya soal rasa. Apalagi ditandingkan dengan chinesee food kesohor ditanah air misal : Mangga Besar, Hayamwuruk, Klenteng Tangerang atau di Pasar besar dan jalan tidar Surabaya...tidak level.
seorang teman baru namun bisa lebur jadi shabat adalah Koh Li seorang Engineer yg seolah tahu kemauan saya untuk backpacker. trus menemani saya kemanapun sekaligus sbg penterjemah ke bahasa lokal termasuk dalam hal tawar menawar.
backpacker dimulai dari sini : 
Sampai hari menjelang malam...ehhh..didepan pasar tradisional juga saya temukan rumah bordil...hick..hickk
coba iseng photo sembunyi sembunyi..kata Koh Li awas ada centengnya jangan main jepret aja..klo mau masuk aja cuman 100 Yuan kok...hiiii....jadi takut
didepan maminya lagi sayik memainkan sulam sambil menunggu tamu
..

Food Street yang selama ini aku lihat difilm film Mandarin akhirnya kudapat juga ...wooow..
mulai dari yg halal sampai yang tidak
mulai yg biasa dan tradisional sampai yang xtrem menurut pandangan kita
namun Koh Li bilang, menu yg begitu ada pangsa dan konsumenya tersendiri ..karena sbg obat
dan satu sekmen lagi yang berkelas jajanan...ehhmm yg ini kita temukan Long Bao ( di Indonesia mungkin Bakpaw) sampai yg semacam dimsum tapi tetap namanya long bao dan entah apalagi namanya...sulit..banget





Menjelang petang suasana pusat perbelanjaan dan hiburan makin semarak penuh warna dengan tampilnya public terutama wanita wanita mudanya.
Menurut saya kok disini tidak ada perempuan jelek.
Semuanya ingin tampil modis berorientasi pada fashionable ...ohh...luar biasa. Dlm hati trus bertanya mereka (para wanita ini ) sebagai pekerja,  penghasilan dari suami atau orang tua. Berapa penghasilan mereka sehingga bisa perform dengan modis begini ?
Inikah China sekarang.
Namun belakangan baru aku mengerti setelah tahu bahwa harga barang garment dan accessoriesnya di China sini sungguh sangat murah jauh dibawah dari estimated saya.





bersambung : VISIT TO CHINA Mencari Jejak Locianpwe